Jumat, 29 April 2016

REVIEW BOOK METODOLOGI STUDI ISLAM


REVIEW BOOK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah  “ Metodologi Studi Islam”
Dosen Pengampu : Dr. Mukh Nursikin, M.S.I., M.Pd.

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: C:\Users\topiq-pc\Pictures\logo iain.jpg

Disusun Oleh :
NAMA   : Ma’rifatul Mustaniroh
NIM       : 111-14-078
KELAS  : G

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016



REVIEW BUKU METODOLOGI STUDI ISLAM
Metodologi Studi Islam
Penulis Buku   :          Drs. Atang Abd. Hakim, M.A.
                                    Dr. Jaih Mubarok
Judul               :           Metodologi Studi Islam
Editor              :           Cucu Cuanda
Penerbit           :           PT. REMAJA ROSDAKARYA
Tahun              :           1999
Tebal halaman :           240 halaman

A.    Ringkasan Bab
Dari buku Drs. Atang Abd. Hakim, MA dan Dr. Jaih mubarok mengenai Metodologi Studi Islam terdiri dari 16 bab. Dari pengalaman penulis, materi tersebut tidak mungkin disampaikan  secara keseluruhan kecuali setelah dilakukan penyederhanaannya. Maka dalam upaya menyederhanakan membaginya menjadi tiga tema besar, yaitu : (1) islam, kebudayaan, dan penelitian, (2) doktrin, sejarah dan studi islam kawasan, (3) islam dan modernitas
Bagian pertama adalah islam, kebudayaan dan penelitian ; terdiri atas lima bab, yaitu :
1.      Agama, islam dan studi islam
2.      Peran islam dalam kehidupan manusia
3.      Islam dan kebudayaan
4.      Islam dan kebudayaan indonesia
5.      Penelitian agama dan model-modelnya
Bagian kedua adalah doktrin,sejarah, dan studi islam kawasan.; terdiri atas delapan bab, yaitu sebagai berikut :
1.      Al-qur’an dan sumber agama islam
2.      Sunnah sebagai sumber agama islam
3.      Ijtihad sebagai sumber agama islam
4.      Doktrin kepercayaan dalam islam
5.      Rirtual dan institusi islam
6.      Sejarah islam
7.      Dimensi dan alirah-aliran pemikiran islam
8.      Studi kawasan dan islam dewasa
Bagian ketiga adalah islam, tradisi dan modernitas yang terdiri atas tiga bab, yaitu sebagai berikut :
1.      Islam dan dunia kontemporer
2.      Islam : moral dan kemanusiaan
3.      Islam : keluarga dan masyarakat
B.     Isi Review
BAB I
ISLAM DAN AGAMA-AGAMA
1.      Islam dan agama-agama lainny
Dalam perkembangannya, agama menjadi semacam himpunan doktrin,ajaran serta hokum-hukum yang baku yang telah diyakini sebagai kodifikasi perintah Tuhan untuk manusia.ini melalui proses sistematisasi dan semangat agama yang kemudian hadir sebagai firman Tuhan melalui kitab suci. Kebenaran ada dua macam, yaitu: pertama kebenaran filosofis,yaitu pencapaian kebenaran dalam setiap agama adalah satu (Realitas tertinggi).Kedua kebenaran sosiologis yaitu setiap individu menganggap agama merka sendirilah yang paling benar. Atas dasar kedua kebenaran tersebut, sebaiknya Realitas tertinggi dijadikan sebagai patokan.
Berikutnya akan dijelaskan mengenai tipologi sikap keberagamaan:
a.       Eksklusifisme
b.      Inklusivisme
c.       Pluraliarisme
d.      Universalisme
2.      Signifikasi studi islam
Dari segi tingkatan kebudayaan, agama merupakan universal culture. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya. Karena sejak dulu hingga sekarang agama dengan tangguh menyatakan ekstensinya, berarti ia mempunyai dan memerankan sejumlah peran dan fungsi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, secara umum studi islam menjadi penting karena agama, termasuk islam memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat.
Situasi keberagamaan di Indonesia cenderung menampilkan kondisi keberagamaan yang legalistic-formalistik, sehingga muncul formalisme keagamaan yang lebih mementingkan  bentuk dari pada isi. Kondisi seperti itu menyebabkan agama kurang dipahami sebagai seperangkap paradigma moral dan etika yang bertujuan membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan, malah cenderung individualistic yang menyebabkan munculnya sikap kontra produktiv. Oleh karena itu signikasi studi islam di Indonesia adalah mengubah pemahaman dan penhayatan keislaman masyarakat muslim Indonesia secara kusus dan masyarakat beragama pada umumnya. Adapun perubahan yang diharapkan adalah format-format formalisme keagamaan islam diubah menjadi format agam yang substansif. Disamping itu study islam diharapkan dapat melahirkan suatu komunitas yang mampu melakukan perbaikan secara intern dan ekstern.
3.      Pertumbuhan studi islam di dunia
Pada awalnya, studi islam dilaksanakan di masjid-masjid. Pusat-pusat studi islam klasik adalah di Mekah, Madinah, Basrah, Kufah, Damaskus, dan Palestina. Pada zaman kejayaan islam, studi islam dilakukan di beberapa tempat, seperti di Kairo, Kordova (Spanyol), dan dipusatkan di Baghdad. Studi islam sekarang ini berkembang hamper di seluruh Negara di dunia, baik di Negara-negara islam sendiri maupun di Negara-negara non islam.
BAB II
PERAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1.      Hubungan tauhid dengan ilmu pengetahuan
Dari segi unsur kebudayaan, agama merupakan universal culltural; artinya terdapat disetiap daerah kebduayaan dimana saja masyarakat dan kebudayaan itu berada. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya.
Tauhid mendorong manusia untuk menguasai dan memanfaatkan alam karena sudah ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia. Tauhid mendorong mnausia untuk menguasai dan memanfaatkan alam karena sudah ditundukkan untuk manusia. Konsekuensi dari tauhid itu sendiri adalah bahwa manusia haruaas mengusai alam dan haram untuk tunduk kepada alam.
2.      Paradigma ilmu-ilmu islami
Menusia yang hendak menyikapi rahasia allah melalui tanda-Nya berupa jagad raya, manusia dan wahyu. Paradigma ini merupakan jawaban terhadap dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama. Pada dasarnya ilmu agama dan non agama hanya dapat dibedakan untuk kepentingan analisis, bukan untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.
3.      Ilmu eksakta di tangan umat islam
Merupakan ilmu-ilmu yang membahas masalah-masalah yang bersifat empiris dan bersifat pasti. Dalam beberapa literatur dijelaskan mengenai sumbangan umat islam terhadap ilmu-ilmu eksakta diantaranya sumbangan umat islam terhadap matematika, astronomi, kimia dan optik.
4.      Sains dunia islam masa kini
Sains dunia islam sekarang ini sangat menyedihkan. Nurcholis Madjid (1998:9) menyatakan bahwa sekarang ini dunia islam merupakan kawasan bumi yang paling terbelakang diantara penganut-penganut agama besar lainnya.
Keadaan yang memprihatinkan ini terjadi karena umat islam tidak mampu menangkap ajarannya yang lebih dinamis dan sekaligus otentik.
            BAB III
            ISLAM DAN KEBUDAYAAN
1.      Kebudayaan
Menurut Parsudi Suparlan menjelaskan bahwa kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan,petunjuk, resep-resep, rencana-rencana yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dimiliki manusia, dan yang digunakan secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan tindakan-tindakannya.
Disamping itu, tedapat unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, karena dapat dijumpai pada setiap kebudayaan yang ada didunia ini.
2.      Islam dan kebudayaan islami
Nurcholish Madjid menjelaskan hubungan agama dan budaya, yaitu agama dan budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, sedangkan budaya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat.
Sistem kemasyarakatan dalam islam kita sebut sebagai cultural universal karena ia terjajdi disetiap tempat dan setiap waktu. Perkawinan sering disebut cultural activity karena perkawinan merupakan unsur yang lebih kecil daripada unsur sistem kemasyarakatan.
3.      Islam dan kebudayaan arab pra-islam
Bangsa arab pra-islam dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Meskipun sulit digambarkan secara komprehensif, ciri-ciri utama tatanan arab pra-islam adalah : (a) menganut paham kesukunan, (b) memiliki tatasosial politik yang tertutup dengna partisipasi warga yang terbatas, faktor keturunan lebih penting daripada kemampuan, (c) kedudukan perempuan cenderung direndahkan. (Nurcholis Madjid, 1995: 28).
Dari segi akidah, bangasa arab pra-islam percaya kepada allah sebagai pencipta sumber kepercayaan adalah risalah samawiah yang dikembangkan dan disebarkan dijazirah arab. Dan kemudian melakukan transformasi dari sudut islam yang dibawa Muhammad disebut penyimpangan. Agama mereka menjadikan berhala sebagai penyerta Allah.
Dalam bidang hukum, bangsa arab pra-islam menjadikan adat sebagai hukum dengan berbagai bentuk. Dalam perakawinan, mereka mengenal beberapa macam perkawinan , diantaranya (a) istibdla, (b) poliandri, (c) maqthu’, (d) badal, dan (e) shighar. (mushthasfa sa’id al-khinn, 1984: 18-9)
            BAB 4
            ISLAM DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
1.      Persentuhan islam dengan kebudayaan melayu dan jawa
Indonesia pernah mengalami dualisme kebudayaan yaitu antara kebudayaan keraton dan kebudayaan populer. Kebudayaan keraton dikembangkan ileh abdi dalem. Biasanya bentuk kebudayaan yang diciptakan untuk kepentingan itu berupa mitos. Meskipun dalam keraton terdapat pengaruh hinduisme, tetapi islam pun cukup berpengaruh.
Konsep kekuasaan jawa sangat berbeda dengan konsep kekuasaan islam. Dalam kebudayaan jawa dikenal dengan konsep raja absolut, islam justru mengutamakan konsep raja adil, al-malik al-‘adil. Akan tetapi, suatu hal yang prlu dicacat adalah budaya keraton diluar jawa yang lebih dekat dengan gagasan islam.
2.      Inovasi dan pengaruh islam dalam sastra, seni dan arsitek
Ekpresi estetik islam di indonesia, paling tidak, dapat dilihat dalam dalam dua bidang : sastra dan arsitek .
Inovasi keislaman di indonesia yang cukup menarik antara lain disampaikan oleh, yang menegaskan bahwa agama dan budaya hanya dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.
Cara berffikir yang benar dalam kaitannya dengan masalah tradisi dan inovasi, menghendaki kemampuan untuk mebedakan antara keduanya. Maka lahirlah kerancauan dalam menentukan hierarki nilai, yaitu penentuan mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah, atau penentuan mana yang lebih absolute dan mana yang relatif.
3.      Islam dan adat melayu di sulawesi selatan dan aceh
Bagian ini akan membicarakan isam dan kebudayaan melayu di daerah sulawesi selatan dan aceh. Bagian pertama merujuk pada artikel yang berjudul “ norma adat dan agama islam dulu, kini  dan esok di sulawesi selatan” karya helide, sedangkan bagian kedua merujuk pada artikel yang berjudul “ pengembaraan kebudayaan aceh diluar tanah ranahnya.” Karya Tgk. H. Muslim Ibrahim.
Kebudayaan melayu lebih mudah menerima islam, sedangkan budaya jawa dibagi menjadi dua : budaya keraton dan budaya populer, cenderug berwajah ganda, terutama budaya kerato, dalam menerima islam. Budaya keraton jawa yang mewarisi tradisi hindu-budha berintegrasi dengan budaya islam .
BAB 5
PENELITIAN AGAMA DAN MODEL-MODELNYA
1.      Penelitian dan penelitin agama
Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk pengetahuan dan pikiran manusia merupakan bagian dari budaya, maka ia termasuk objek penelitian filsafat. Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk tindakan dan sikap manusia merupakan produk interakasi sosial, maka merupakan bagian dari olmu sosial dan ilmu sejarah.
Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk benda-benda suci merupakan wilayah kajian antropologi dan arkeologi. Maka dari itu agama dapat dijadikan objek penelitian tanpa harus menggunakan metode yang berbeda dengan metode yang lain.
2.      Penelitian agama dan penelitian keagamaan
Penelitian agama lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya terletak pada tiga elemen pokok, yaitu ritus, mitos, dan magik. Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sistem keagamaan.
3.      Kontruksi teori penelitian keagamaan
Teori yang digunakan dalam penelitiannya adalah : teori perubahan sosial, teori struktural fungsional, teori antropologi dan sosiologi agama, teori budaya dan tafsir budaya simbolik, teori pertukaran sosial, dan teori sikap. Penelitian tersebut meminjam teori-teori yang dibangun dalam ilmu sosial. Maka disebut penelitian keagamaan atau penelitian hidup agama, karena objeknya adalah perilaku tarekat Tijaniah.
4.      Model-model penelitian keagamaan
Kajian sosiologi agama menggunakan metode ilimiah. Pengumpulan data dan metode yang digunakan antara lain dengan sejarah analisis, analisis komparatif lintas budaya, eksperimen yang terkontrol, observasi, survey sample, dan analisis isi.
BAB  6
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM
1.      Fungsi Al-qur’an
Dari sudut subtansinya fungsi al-qur’an adalah tersurat dengan nama-namanya, sebagai berikut : 1) al-huda, 2) al-furqan, 3) al-syifa, 4) al-mau’izhah. Fungsi tersebut difirmankan Allah dalam al-qur’an, sedangkan fungsi Al-qur’an dari pengalaman dan penghayatan terhadap isinya bergantung pada kualitas ketakwaan individu yang bersangkutan. Karena bersifat personal, maka pengalaman tersebut hampir dipastikan berbeda-beda, meskipun persamaan-persamaan pengalaman itu pun tidak dapat diabaikan.
2.      Al-qur’an sebagai firman Allah
Sebagai wahyu Allah, Al-qur’an bukan pikiran dan ciptaan nabi Muhammad SAW , oleh karena itu, mereka yang mengatakan bahwa al-qur’an itu pikiran dan ciptaan manusia nabi Muhammad SAW, tidak benar dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Demikianlah kedudukan Al-qur’an sebgai firman allah. Berdasarkan subtansinya, al-qur’an bukanlah ciptaan nabi Muhammad SAW, ia dipelihara oleh Allah yang mewahyukan.
3.      ‘Ulum Al-qur’an dan tafsir
Ilmu bantu untuk memahami al-qur’an adalah ‘ulumul qur’an dan ilmu tafsir. Dalam al-qur’an dibahas umpamanya, ayat makiyyah dan madaniyyah, asbabunnuzul, i’rab al-qur’an ilmu qira’at, dll. Adanya ayat al-qur’an yang masih dalam bentuk garis besar memberikan peluang kepada para mufasir untuk menjelaskannya. Dalam menafsirkan al-qur’an, merea tentu menggunakan kaidah-kaidah yang sebagian diambil dari ‘ulum al-qur’an.
            BAB 7
HADIS SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM
Bab ini dibagi menjadi 4 bagian : 1) beberapa istilah seputar hadis, 2) posisi dan fungsi hadist, 3) sejarah kodifikasi hadisr, 4) unsur-unsur hadist.
1.      Beberapa istilah seputar hadist
Dalam literatur hadis dijumpai beberapa istilah lain yang menunjukkan penyebutan al-hadist, seperti al-sunnah, al-khabar, al-atsar. Dalam mengartikan al-hadis secara istilah anatara ulama hadis dan ulama fiqih terjadi beberapa pendapat. Adanya perbedaan makna istilah hadist tersebut mengacu pada pengertian yang sama, yaitu segala sesuatu yang di nukilkan dari nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir.
2.      Posisi dan fungsi Hadist
Hadis merupakan sumber ajaran islam kedua setelah al-qur’an. Keberadaan hadis sebagai sumber kedua setelah al-qur’an, selain ketetapan Allah yang dipahami dari ayatNya secara tersirat, juga nerupakan Ijma’. Yang fungsi hadist sendiri yaitu sebagai penetapan aturan atau hukum yang tidak didapat didalam al-qur’an.
3.      Sejarah dan kodifikasi hadist
4.      Unsur-unsur hadist
Hadis mempunyai tiga unsur pokok yaitu sanad, matan, dan rawi. Pemaparan unsur hadist secara luas dapat dibaca dalam kitab-kitab ilmu hadis.
            BAB 8
IJTIHAD SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM
1.      Pengertian ijtihad
2.      Dasar-dasar ijtihad
Dasar hukum ijtihad adalah al-qur’an dan sunnah.
3.      Syarat-syarat mujtahid
Mujtahid ialah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbath dan tathbiq. Melihat begitu banayk dan beragamnya syarat-syarat yang harus dimiliki mujtahid
4.      Hukum ijjtihad
Hukum ijtihad bagi orang itu bisa wajib ‘ain, wajib kifayah, sunah,  atau haram. Wajib kifayah jika semua mujtahid tidak ada yang melakukan ijtihad atas kasus tersebut, maka semuanya berdosa, atau sebaliknya. Hukum
5.      Ijtihad nabi SAW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar